THANK YOU SO MUCH A (˘⌣˘)ε˘')
I can't speech any sweet word, you're soo incredible! ({{}}) ♥ ♥
thank you so much for everything you have been givin to me my future engineer (˘⌣˘)ε˘') ♥
Prospek
kerja di bidang biologi itu luas.Bisa bekerja di Unilever, Bayer, Nutrifood,
dll dengan posisi di bidang Research and Development, Quality Control atau
Waste Management. Bisa bekerja di berbagai research institute di Indonesia,
beberapa yang terkenal seperti Mochtar Riady Institute, Eyckman, Novartis
Institute of Tropical Disease, terutama jika kamu tertarik dengan penelitian
sains murni berbau biologi molekular atau kesehatan. Lalu, bisa bekerja di
perusahaan tambang dan perminyakan untuk mengurusi bagian remediasi lingkungan
atau menangani proyek-proyek MEOR (microbial enhanced oil recovery),
bioleaching bijih logam, dll. Selain itu, bisa juga bekerja di berbagai
perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ada di Indonesia, beberapa perusahaan
besar di Indonesia memiliki concern besar terhadap aplikasi dan riset sains
terkait usahanya. Selain itu masih ada instansi milik
pemerintah yang biasanya melakukan riset atau penelitian seperti di LIPI, LBN, Biotrop, Depkes, bidang
industri seperti industri makanan fermentasi, industri perkebunan, industri
pertanian dan kehutanan, industry makanan dan minuman , Industry farmakologi.
Ada kisah-kisah yg inspiratif buat kamu nih ^_^
“Ingin selalu menjadi
lebih baik dari hari kemarin” demikian motto hidup Gisti Rahmawati, S.Si. Lulusan
terbaik dari Fakultas Biologi pada periode wisuda Maret 2013. Raihan IPK 3,88
dia lengkapi dengan deretan prestasi baik dilevel regional dan nasional.
Di sebuah lobi kecil Fakultas Biologi nampak seorang
gadis duduk dengan tenang. Ditemani beberapa buku, perempuan berjilbab ini
nampak asyik melahap buku berbahasa Inggris. Dialah Gisti Rahmawati, S.Si.
biolog teranyar dengan predikat lulusan terbaik periode ini. Dengan
keramahannya dia mencoba membagi kisah bahagianya kepada redaksi
bio.unsoed.ac.id.
Gisti Rahmawati adalah mahasiswa angkatan 2009 yang
dapat menjadi inspirasi bagi ratusan mahasiswa Fakultas Biologi. Mahasiswi
berprestasi yang berasal dari Sukabumi ternyata lahir di Banyumas 21 tahun
silam. Menyelesaikan tugas akhir berjudul “Aktivitas Superoksida Dismutase
Tikus Diabetes yang Diberi Ekstrak Batang Kapulaga danGubenklamid” ini mengantarnya menyandang gelar
S,Si. Kegemilangannya dibuktikan dengan predikat kelulusan “Dengan Pujian” (IPK
3,88).
Mahasiswi yang akrab dipanggil Gisti baru saja dinyatakan
lulus S.Si pada yudisium bulan Februari 2013. Putri pasangan
Sugiharto dan Astuti ini menceritakan saat pertama masuk Fakultas Biologi
bukanlah pilihan pertama namun, ketiga. Namun saat namanya tercantum
dalam deretan mahasiswa Fakultas Biologi rasa senang, bangga, bahagia bercampur
aduk menggelora di dadanya. Terlebih melihat Fakultas Biologi adalah salah satu
fakultas dengan segudang prestasi yang menjadi jaminan kualitas institusi.
“Rasanya seperti mimpi bisa diterima di Fakultas Biologi”, katanya dengan mata
berbinar.
Rasa bangga itu terus memompa semangatnya untuk
menorehkan prestasi. Hal ini dijawab dengan raihan nilai sempurna (4,00) pada
semester pertama. “Meski jauh dari orang tua di sini saya menemukan banyak
sosok yang tak kalah hangat dari keluarganya”, katanya dengan senyuman.
Menurutnya di sini banyak teman yang begitu baik, perhatian, dan peduli seperti
teman angkatan, kakak kelas, maupun adik angkatan. Para Dosen, Staff yang mudah
diajak berbagi pengalaman, sharring dalam ilmu biologinya. “Pada kesempatan ini
saya mengucapkan terima kasih pada semua yang telah mendukung dan memotivasi
saya, terlebih kepada bapak Sugiono, P.h.D sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang terus membimbing dan memotivasi saya dari awal saya masuk hingga saat
ini”, katanya dengan penuh haru.
Nah, apa saja yang mendorong gadis kelahiran 27
Februari 1992 dapat berprestasi dan bertahan hingga saat ini sampai memetik
buah kebahagiaan? Kita simak, Gisti memiliki motivasi terhadap keluarga
yang telah susah payah membiayai. Terlahir dari keluarga yang sederhana telah
menjadikan sosok Gisti menjadi pribadi yang kuat. Kerja keras kedua orang tua
si gadis sebagai pekerja swasta telah menjadi inspirasi Gisti untuk mengalahkan
rasa lelahnya dan tidak mengenal putus asa. Selain itu, sebagai anak pertama ia
ingin menjadi contoh terbaik bagi adik-adiknya. Rasa ingin meringankan beban
keluarga, inilah yang mendorong Gisti untuk di tengah kesibukan belajarnya dia
mengabdikan diri untuk membagi ilmu dengan memberikan Bimbingan dan Pembinaan
Olimpiade di SMA Al-Irsyad dan SMP Al-Irsyad Purwokerto. Selian itu Gisti
juga aktif mengembangkan wira usaha. “Ingin selalu menjadi lebih baik dari hari
kemarin, itu adalah motto hidup saya”, tandas Gisti dengan senyum kecil di bibirnya.
Apa yang memang dapat dikerjakan harus langsung dikerjakan janganlah
menunda-nunda pekerjaan.
Gisti memang pantas menyandang lulusan terbaik. Di
balik IPK tertinggi ternyata dia masih disibukkan dengan segudang aktivitas non
akademik. “Selain dalam perkuliahan sebenarnya kita wajib mengembangkan dengan
peningkatan soft skill, manajemen diri dengan cara mengasah
dalam bergorganisasi”, tandasnya. Selama 3 tahun 5 bulan Gisti di kampus biru
ini tercatat dia aktif menjadi anggota dan pengurus di UKMI Fabio UNSOED,
menjadi Anggota aktif SEF UNSOED, dan TIM DEBAT BEST FABIO UNSOED. Selain itu
dara manis yang mempunyai hobbi belajar debat bahasa Inggris ini juga senang
berwirausaha. Di bidang ini dia buktikan dengan memimpin departemen
kewirausahaan UKMI. Nilai positif yang didapatkan oleh Gisti selama
berorganisasi sangat terasa seperti semakin mengasah iman dan taqwa, belajar
menulis laporan dan menulis ilmiah, belajar bekerjasama dengan beragam tipe
mahasiswa serta menguatkan jiwa kepemimpinannya. ”Yang terpenting dari semuanya
adalah interaksi ini dapat saya manfaatkan untuk membuka jaringan wirausaha,
dan melatih public speaking”, tandasnya dengan mantap.
Kemampuan Gisti telah dibuktikan dengan torehan
tinta emas prestasi di berbagai ajang di level regional. Gisti berhasil
memenangkan ¼ final EFDC se-UNSOED tahun 2011, menjadi perwakilan Olimpiade
MIPA tingkat Provinsi Jawa Tengah menuju Olimpiade MIPA Tingkat Nasional di
Bandung. Enam besar OSM Pertamina Tingkat Regional di Semarang tahun 2012, dan
Juara 1 Biologi Champion Leage Bio-Sport Fabio UNOSED katerogi futsal wanita.
Usai menjalani prosesi wisuda pada
19 Maret mendatang Gisti merencanakan melanjutkan studi master di luar negri.
Sesaat sebelum mengakhiri obroloan Gisti berharap almamater tercintanya
Fakultas Biologi UNSOED semoga semakin berkembang. Tidak hanya dari sisi
kelimuannya tetapi juga non akademis. “Saya rasa mahasiswa tidak hanya
membutuhkan penguatan akademis saja namun dibutuhkan juga penguatan dalam keorganisasian
dan soft skill” katanya.
Alumni Biologi ITB Angkatan 77
Dewi masuk ITB tahun
1977 dan lulus dari jurusan Biologi ITB tahun 1983, mengambil specialisasi
dibidang “teresterial ecology” dibawah bimbingan Bapak R.E. Soeriaatmdja, yang
waktu itu menjabat sebagai Pembatu Assistant Menteri Lingkungan. Belajar dari
Bapak R.E. Soeriaatmdja, Dewi mendalami masalah lingkungan dan pembangunan.
Setelah lulus ITB, bekerja di PT. Bita Engineering, yang dipimpin Bapak Bambang
Panudju. Bekerja sebagai konsultan lingkungan untuk membantu Saguling
menerapkan rekomendasi dari studi analisis dampak lingkungan. Hanya setahun di
PT. Bita Engineering, kemudian bekerja sebagai assistan Bapak Soeriaatmadja di
Kementrian Lingkungan Hidup di Jakarta, sebagai pegawai honorer.
Dewi mengalami betapa
susahnya untuk bisa menjadi pegawai negeri pada jaman KKN tersebut. Walaupun
lulus test tulis, bisa saja tidak dipanggil untuk tahap wawancara dan Dewi
punya cerita panjang mengenai hal ini. Akhirnya setelah sekitar empat tahun
sebagai pegawai honorer, diangkat menjadi pegawai negeri dengan nomor SEKNEG
yang diperbantukan di Kementrian Lingkungan. Dibawah pimpinan Pak Emil Salim,
ikut membidani lahirnya peraturan analisis dampak lingkungan yang sampai saat
ini merupakan alat yang dipergunakan untuk memasukan biaya sosial dan
lingkungan dalam perencanaan pembangunan.
Tahun 1994 Dewi
menyelesaikan studi di Dalhousie University, Halifax , Canada dan kembali
ketanah air bekerdja untuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) dan
bertanggung jawab untuk mengenalkan dan mempromosikan pendekatan-pendekatan
baru dalam pengelolaan lingkungan, terutama untuk mengajak partisipasi sektor
swasta berpikir dengan paradigma baru (waktu itu) yakni “ mengurangi limbah “
bukan “mengolah limbah” dan “mengelola sumber daya alam” bukan “ mengeksplotasi
sumber daya alam”. SUSAH ya, pastinya… karena perlu koordinasi yang dekat dan
berlanjut dengan departemen-departemen lain seperti perindustrian, perdagangan,
pertambangan dll.... dan inilah kelemahan birokrasi kita, koordinasi selalu end
up dengan pembentukan team bukan dengan hasil riil.
Sejalan dengan
pekerjaan Dewi selalu berusaha untuk menggali berbagai pendekatan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan, dan ditahun 1995 menerima Robert S McNamara
fellowship untuk proposal penelitiannya dalam melihat kemungkinan penerapan
pollution trade di DKI Jakarta.
Tahun 1996 Dewi membuka
lembaran baru dalam kehidupannya untuk bergabung dengan para tenaga kerja
wanita untuk keluar dari Indonesia. Pindah ke Manila bekerja di Asian
Development Bank (ADB). Tiga tahun pertama di ADB, bekerja di Program
Department sebagai Environmental Economist bertugas untuk mengidentifikasi
program dan project lingkungan yang bisa dibiayai oleh ADB untuk Pakistan,
Maldives, dan SriLanka. Kemudian untuk pengembangan karier, melamar lowongan
kerja dibagian Environmental Division ADB, dan posisi sebagai Environment
Specialist dengan cakupan kerja yang lebih fokus pada membantu negara-negara
anggota untuk meningkatkan kapasiti dalam menangani dan mengelola lingkungan
dijalani sampai tahun 2001. Lagi-lagi untuk pengembangan kariernya melamar
posisi sebagai Senior Environment Specialist untuk South Asia countries dengan
tugas memanage environmental risks dari project-project infrastructures di
India, Bangladesh, Nepal, Maldives, Sri Lanka, Bhutan, Afghanistan dan
Pakistan. Karena berkecimpung didunia infrastructures, juga ditugaskan untuk
menangani project - the first express highway di Sri Lanka. Tugas ini telah
membantunya untuk memperluas pengetahuan di dunia konstruksi infrastructures.
Project yang sangat complex ini akhirnya menjadi kenyataan. Express Highway
pertama untuk Sri Lanka ini diresmikan tahun 2011. Ketika peresmian
pembukaannya, rasa sangat terharu karena kiriman email dari para pejabat-pejabat
di Sri Lanka yang masih ingat kepadanyayang selama hampir 3 tahun menyiapkan
proyek ini dengan mereka.
Setelah berkecimpung
dengan berbagai prenak-prenik di the project dan program level, Dewi memilih
untuk mengembangkan karier dibidang accountability. Masih di Asian Development
Bank, tapi terpisah dari management dan langsung melapor ke Board Director-
karena pekerjaan di kantor baru ini berkaitan dengan investigasi apakah
project-project ADB dijalankan dengan sepenuhnya mengacu pada policy ADB yang ditentukan
oleh Negara anggota baik negara donor maupun negara peminjam. Dikantor ini,
komplain tentang project ADB dari masyarakat diterima, dan investigasi
dilakukan oleh team independent. Project yang dikomplain akan di scrutinize
dari berbagai aspeks. Pekerjaan yang mengasyikan dan penuh tantangan. Setelah
hampir 3 tahun bekerja sebagai orang kedua dikantor accountability mechanism
ini, Dewi mulai tertarik untuk ditempatkan dikantor-kantor cabang ADB.
Beruntung ada lowongan
di ADB Uzbekistan Resident Mission. Diakhir tahun 2010, lamarannya diterima
untuk mengisi lowongan kerja tersebut, dan kemudian bekerja sebagai Principal
Safeguard Specialist dengan tanggung jawab untuk mengantisipasi, menangani, dan
mengelola social dan environmental risks dari project-project ADB di
Uzbekistan. Setelah satu tahun, harus pula merangkap jabatan sebagai Head
Project Administration Unit.
Note For You:
Jadi
mahasiswa harus lebih dewasa. Ada saatnya kita memakai logika dan ada saatnya
juga kita memakai perasaan. Kalo baru kuliah aja udh gampang nyerah gimana di
dunia kerja nanti, kuliah itu tantangannya lebih berat daripada SMA, bukan
orang pinter yg bisa bertahan, tapi orang niat, pinter tapi gk niat ya gk bisa
bertahan. Jangan lupa sama yg ini ya :
·
Selalu inget dan bersyukur sama Allah SWT.
·
Tetep konsisten dan tingkatin ibadahnya.
·
Minta didoain sama ayah-umidan orang-orang terdekat kamu.
·
Rajin bersedekah, rendah hati, ber-positive thinking, sering
introspeksi diri, jangan bersikap boros atau kegiatan yg menghambur-hamburkan
uang untuk hal yg gk bermanfaat (gk boleh rajin hedon, dsb).
·
Jauhi kegiatan-kegiatan yg
kurang bermanfaat dan membuang waktu.
·
Refreshing atau rekreasi juga perlu buat ilangin stress dkk
*)
·
Salurin minat dan bakat kamu, tingkatin keahlian yg kamu
punya.
·
Tingkatin kemampuan berbahasa inggris baik tulisan maupun lisan
dan public speaking yg baik, jangan lupa buat menguasai aplikasi komputer dan
Ms. Office.
·
Jangan mudah terpengaruh sama hal-hal yg negatif (karena hal
yg kayak gitu bakalan bikin kita nyesel nantinya dan ngerugiin diri kita
sendiri) dan jangan sekali-kali mendekatinya.
*)
ada tapinya nih, jangan sampe terlalu over dan harus inget waktu
Jangan
terlalu percaya isu-isu, lebih baik sekarang dengerin kemauan hati kamu, ikuti
dan perjuangkan semua mimpi-impian kamu, buat semuanya jadi nyata. Kita bisa
kok berkontribusi buat agama dan negara kita.If
you never give up, you’ll never failed. Sebenernya hal-hal kecil bisa jadi
hal-hal besar jika kita mau mencoba dan mengimbanginya dengan doa. Dengan
niat yg baik dan tulus, kita bersungguh-sungguh dan dekatkan diri kepada Allah
SWT.
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa-apa yang pada diri mereka” Q.S
Al- Ra’d : 11.
Maaf ya cantik kalo ada kata-kata yg
salah atau yg kurang enak buat dibaca di note nya ^^ ilyf ({}) <3
0 komentar: