PROPOSAL KOPHI (by : Rima Ramadhania) | Efisiensi Penggunaan Air dan Reduktivitas Penggunaan Pupuk Kimia Melalui Sistem Aquaponik Serta Pemanfaatan Perkarangan Rumah Yang Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Revitalisasi Lingkungan Yang Berkelanjutan Di Desa Gandatapa
Efisiensi
Penggunaan Air dan Reduktivitas Penggunaan Pupuk Kimia Melalui Sistem Aquaponik
Serta Pemanfaatan Perkarangan Rumah Yang Ramah Lingkungan Sebagai Upaya
Revitalisasi Lingkungan Yang Berkelanjutan Di Desa Gandatapa
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem pertanian dan perkebunan di
zaman sekarang telah banyak menimbulkan permasalah serius di bidang kesehatan
dan lingkungan. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan terutama ekologis persawahaan dan perkebunan serta kurangnya
penyuluhan dan pendidikan pertanian yang baik menyebabkan tumbuhnya kebiasaan
menggarap lahan pertanian dengan penggunaan pupuk kimia serta pestisida kimia
tanpa menggunakan takaran yang tepat. Padahal, dampak panjang dari kebiasaan
ini tidak hanya rusaknya lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang melebihi
kapasitas yang dapat diremediasi oleh lingkungan itu sendiri tetapi, berkaitan
langsung dengan nyawa para petani.
Walaupun petani terlihat
dari fisik luar sehat, sebenarnya didalam tubuh mereka telah terjadi akumulasi
racun terus-menerus dan hasil panen raya mereka pun tidak selalu dapat stabil
dari tahun ketahun karena tanah sawah yang mereka garap bertahun-tahun dengan
kebiasaan buruk tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah. Hilangnya predator
hama alami untuk mengatasi hama padi pun ikut hilang bersamaan dengan
penggunaan senyawa pestisida yang tidak spesifik cara kerjanya dalam membunuh
hama. Serangga pengendali hama dan serangga hama pun ikut mati, tetapi serangga
hama mengalami proses mutasi akibat terkenanya senyawa pestisida dan mengalami
resisten sehingga menyebabkan dosis yang digunakan semakin meningkat dari tahun
ke tahun.
Hasil dari pendekatan
yang dilakukan melalui kelompok tani dan ketua paguyuban desa serta jajaran
pengurus desa Gandatapa ternyata masalah-masalah ini terkait sekali dengan
pergeseran kultur yang terjadi, era globalisasi tidak hanya berdampak pada
masyarakat kota tetapi berdampak nyata sampai masyarakat desa, sampainya bahan
kimia ke desa merupakan salah satu cara instan mendapatkan hasil panen tanpa
harus menunggu waktu yang lama, kepraktisan yang ditawarkan era globalisasi
inilah yang sudah mengakar di masyarakat desa Gandatapa dan tidak menutup
kemungkinan pada desa-desa lain yang ada di Indonesia.
Sistem budidaya tanaman yang
dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “aquaponik” hadir sebagai solusi
dari pemecahan masalah lingkungan terutama pada ekosistem pertanian di era
sekarang. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat
dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran,
secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan
sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanaman dan
tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas
air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air
kolam akan tetap baik, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida
akan berkurang karena pada sistem ini kotoran ikan sebagai limbah
kaya hara disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis
tanaman. Tanaman menjadi subur dan air menjadi bersih karena sudah tersaring
oleh akar tanaman, air ini kaya akan oksigen yang diresirkulasi kembali ke
dalam kolam sehingga menghemat penggunaan air. Nitrifikasi atau perubahan
amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu faktor yang
paling penting dalam sistem aquaponik. Hal tersebut disebabkan proses
nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat
yang dihasilkan menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke
dalam air melalui kotoran dan insang ikan sebagai produk dari metabolisme. Amonia
dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui populasi sehat Nitrosomonas:
bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter: bakteri yang
mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi
tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut.
Sayuran daun hijau yang
paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada, kemangi,
tomat, okra, melon dan paprika. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum
digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik skala rumah
tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Dua komoditas ini
cukup mampu untuk meningkatkan pendapatan warga desa Gantadapa dan menstimulasi
pertumbuhan ekonomi desa Gandatapa.
Pemanfaatan
lahan perkarangan saat ini belum begitu maksimal untuk meningkatkan nilai
fungsinya. Lahan perkarangan yang sempit akan memiliki nilai fungsi apabila
ditanami dengan tanaman yang berguna misalnya apotek hidup dam sayuran. Tanaman
apotek hidup selain dapat bernilai jual juga dapat digunakan untuk mengobati
keluarga yang menderita sakit ringan. Pemanfaatan pekarangan dengan menggunakan
sistem vertikultur dapat mengefisienkan
lahan yang sempit. Pengaplikasiannya pun cukup mudah, hanya membutuhkan botol
bekas yang dipotong kemudian diberi media tanam dan digantung di halaman rumah.
B.
Kondisi Umum Desa Gandatapa
b.1. Kondisi
Geografis
Desa
Gandatapa merupakan salah satu desa
yang terletak di kecamatan Sumbang
kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Desa Gandatapa terdiri dari 41 RT, 6 RW, 3 dusun dan terdiri dari 2146 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 8234 kepala .
Batas wilayah desa Gandatapa sebelah utara: wilayah Kehutanan, timur : desa Sikapat, selatan : desa
Banteran, barat : desa Kutayasa dan Banjarsari Wetan. Situs budaya yang
terdapat di desa Gandatapa diantaranya
candi Ronggeng dan candi Batur. Luas
wilayah 544 Ha terdiri pekarangan 115,020 Ha, sawah irigasi 120,765 Ha,
kebun/tegalan 227,354 Ha dan hutan negara
60,65 Ha.
b.2. Topografi Dan Jenis Tanah
Desa
Gandatapa merupakan salah satu desa di kecamatan Sumbang yang termasuk desa
yang berpotensi terdegradasi sangat tinggi. Kondisi wilayah seperti ini perlu dikembangkankan alternatif lain bagi penduduk bermatapencaharian sebagai
petani antara lain dengan memberikan ketrampilan selain pertanian atau
pengolahan lahan yang berwawasan lingkungan. Kondisi alamnya berupa pegunungan
dengan ketinggian antara 400-600 meter di atas permukaan laut, sehingga
tergolong datara tinggi. Suhu di daerah desa Gandatapa masuk dalam batas normal
cenderung dingin.
b.3. Iklim
Iklim
di daerah ini sangat berpengaruh dalam kehidupan utamanya untuk pertumbuhan
tanaman dan kelangsungan kehidupan ternak. Curah hujan rata-rata 200-300 mm.
b.4. Keadaan Demografi
Desa
Gandatapa dikepalai oleh Kepala Desa yaitu Bapak Irwan Budi Santosa, dibantu
beberapa staff yaitu kasi pemerintahan, kasi pembangunan, kasi kesra, kasi
sekretaris desa. Jumlah keselurahan perangkat desa Gandatapa 15 pegawai. Desa
Gandatapa memiliki 1 TK dan 3 SD
Negeri.
Desa Gandatapa terbagi dalam 3 dusun,
yang terdiri dari 6 Rukun Warga dan 41 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk Desa Gandatapa adalah
2146
kepala keluarga dengan jumlah
penduduk 8234 kepala. Penduduk
Desa Gandatapa
mayoritas beragama Islam dan pola pekerjaan masyarakat sebagian besar adalah
sebagai petani, buruh tani dan peternak.
Tabel
1. Jumlah Penduduk Desa Gandatapa Menurut Usia
Kelompok Umur
|
Jumlah
|
|
|
0 – 4
|
293
|
|
5 – 9
|
301
|
|
10 – 14
|
1046
|
|
15 – 19
|
336
|
|
20 – 24
|
373
|
|
25 – 29
|
450
|
|
30 – 34
|
738
|
|
35 – 39
|
691
|
|
> 40
|
2.358
|
|
Jumlah
|
8.234
|
|
Tabel 2. Jumlah
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah
|
1.
|
Belum
tamat sekolah
|
549
|
2.
|
Tamat
SD/Sederajat
|
918
|
3.
|
Tamat
SMP/Sederajat
|
856
|
4.
|
Tamat
SMA/Sederajat
|
350
|
5.
|
Tamat
Akademi/Sederajat
|
17
|
6.
|
Tamatan
Perguruan Tinggi/Sederajat
|
37
|
7.
|
Tamatan
SD
|
240
|
8.
|
Tidak
tamat SD
|
3
|
9.
|
Belum
Sekolah
|
420
|
10.
|
Tidak
pernah sekolah
|
-
|
Jumlah
|
3.390
|
Mata pencaharian penduduk Desa Gandatapa pada
umumnya adalah petani, buruh tani dan peternak. Jumlah anggota yang bekerja di bidang
pertanian sekitar 4.333 orang, sedangkan yang bekerja di bidang buruh/swasta
289, berada pada urutan berikutnya penduduk dengan mata pencaharian sebagai
pegawai negeri yaitu sekitar 23 orang, TNI/POLRI 3
orang, pensiunan 10 orang dan lain-lain 19 orang.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Gandatapa
Menurut Mata Pencaharian
Mata
Pencaharian
|
Jumlah
|
Buruh
Tani
|
217
|
Buruh
Industri
|
9
|
Buruh
bangunan
|
60
|
Buruh
Perkebunan
|
3
|
Pedagang
|
54
|
Pengankutan
|
2
|
PNS
|
25
|
TNI/POLRI
|
3
|
Pensiunan
|
10
|
Lain-lain
|
19
|
Petani
Pemilik Sawah
|
3181
|
Petani
Penggarap Tanah
|
987
|
Petani
|
150
|
Nelayan
|
15
|
Jumlah
|
4735
|
C.
Tujuan
1.
Sistem aquaponik sebagai salah satu aksi
mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Serta, efisiensi penggunaan air pada aktivitas perkebunan untuk optimalisasi pengembangan
ternak ikan air tawar.
2.
Meningkatkan produktivitas ekonomi dan
pendapatan warga desa Gandatapa.
3.
Memberikan pelatihan pemanfaatan
perkarangan rumah untuk ditanami toga dan sayur-mayur sebagai solusi potensial
pengolahan lahan sempit.
4.
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian
warga desa Banteran terhadap kesehatan dan lingkungan dengan memberikan
penyuluhan dan pelatihan yang mendorong inisiasi perubahan.
II.
DESKRIPSI
KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan
penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pengaplikasian sistem aquaponik dan
pemanfaatan lahan perkarangan rumah akan dilaksanakan selama 2 bulan dari
tanggal 10 Maret – 10 April 2016.
B. Konsep Kegiatan
1.
Sistem
Aquaponik
·
Non
Fisik
a)
Sosialisasi
sistem
aquaponik sebagai solusi pemecahan masalah
lingkungan terutama ekosistem pertanian dan perkebunan akibat penggunaan
pupuk dan pestisida kimia
·
Fisik
a) Pendataan
demplot penerapan sistem aquaponik
b) pelatihan
tata cara dan teknik pembuatan aquaponik
c) pelatihan
pemilihan media tanam sayuran dan cara pemberian pakan sesuai dosis
d) pengecekan
sistem sirkulasi air secara berkala
e) pelatihan
cara panen sayuran dan ikan
f) monitoring
program penerapan sistem aquaponik dan pembuatan laporan
·
Sasaran
Sasaran dalam penerapan
sistem akuaponik sebagai upaya revitalisasi lingkungan ekosistem pertanian dan
perkebunan adalah demplot warga yang bersedia dan kolam ikan balai desa
Gandatapa
2.
Pemanfaatan
Perkarangan Rumah
·
Non
Fisik
a) Sosialisasi
pembibitan dan penyemaian tanaman sayur dan toga
b) Sosialisasi Pemanfaatan lahan
perkarangan rumah untuk ditanami sayuran dan toga dengan menggunakan media
bekas pakai
c) sosialisasi
pembuatan larutan pembasmi hama alami dan sosialisasi pembuatan kompos alami
·
Fisik
a) Pendataan
demplot program pemanfaatan lahan perkarangan rumah
b) Pelatihan
penyemaian bibit tanaman sayur dan toga
c) Pelatihan
penanaman tanaman sayur di plastik bekas, botol bekas dan ember bekas
d) pelatihan
komposisi pemberian kompos dan sekam
e) pelatihan
penyiraman tanaman
f) pemberian
papan penanda telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan penanaman tanaman di
perkarangan rumah khususnya untuk rumah yang dijadikan demplot percontohan
g) monitoring
tanaman sayuran dan toga serta pembuatan laporan
Sasaran
Sasaran
penyuluhan tentang pemanfaatan
lahan pekarangan rumah kali ini adalah para warga yang
memiliki pekarangan di sekitar rumahnya.
III.
PENUTUP
Keberhasilan kegiatan ini sebagai
penyambung estafet kebermanfaatan bagi pembangunan Desa Gandatapa, tentunya
tidak lepas dari peran berbagai pihak. Kegiatan ini memerlukan dukungan dana baik
dari segi persiapan maupun pendampingan untuk memberikan hasil yang optimal.
Untuk itu, penulis berharap bisa mendapatkan dukungan tersebut agar kegiatan
ini dapat terlaksana tanpa mengalami kendala dan pada akhirnya dapat memberi
manfaat sebanyak-banyaknya bagi warga desa Gandatapa dan bangsa Indonesia.
0 komentar: