PROPOSAL KOPHI (by : Rima Ramadhania) | Efisiensi Penggunaan Air dan Reduktivitas Penggunaan Pupuk Kimia Melalui Sistem Aquaponik Serta Pemanfaatan Perkarangan Rumah Yang Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Revitalisasi Lingkungan Yang Berkelanjutan Di Desa Gandatapa

4:58 AM Rima Ramadhania 0 Comments



Efisiensi Penggunaan Air dan Reduktivitas Penggunaan Pupuk Kimia Melalui Sistem Aquaponik Serta Pemanfaatan Perkarangan Rumah Yang Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Revitalisasi Lingkungan Yang Berkelanjutan Di Desa Gandatapa
I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem pertanian dan perkebunan di zaman sekarang telah banyak menimbulkan permasalah serius di bidang kesehatan dan lingkungan. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan terutama ekologis persawahaan dan perkebunan serta kurangnya penyuluhan dan pendidikan pertanian yang baik menyebabkan tumbuhnya kebiasaan menggarap lahan pertanian dengan penggunaan pupuk kimia serta pestisida kimia tanpa menggunakan takaran yang tepat. Padahal, dampak panjang dari kebiasaan ini tidak hanya rusaknya lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang melebihi kapasitas yang dapat diremediasi oleh lingkungan itu sendiri tetapi, berkaitan langsung dengan nyawa para petani.
Walaupun petani terlihat dari fisik luar sehat, sebenarnya didalam tubuh mereka telah terjadi akumulasi racun terus-menerus dan hasil panen raya mereka pun tidak selalu dapat stabil dari tahun ketahun karena tanah sawah yang mereka garap bertahun-tahun dengan kebiasaan buruk tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah. Hilangnya predator hama alami untuk mengatasi hama padi pun ikut hilang bersamaan dengan penggunaan senyawa pestisida yang tidak spesifik cara kerjanya dalam membunuh hama. Serangga pengendali hama dan serangga hama pun ikut mati, tetapi serangga hama mengalami proses mutasi akibat terkenanya senyawa pestisida dan mengalami resisten sehingga menyebabkan dosis yang digunakan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Hasil dari pendekatan yang dilakukan melalui kelompok tani dan ketua paguyuban desa serta jajaran pengurus desa Gandatapa ternyata masalah-masalah ini terkait sekali dengan pergeseran kultur yang terjadi, era globalisasi tidak hanya berdampak pada masyarakat kota tetapi berdampak nyata sampai masyarakat desa, sampainya bahan kimia ke desa merupakan salah satu cara instan mendapatkan hasil panen tanpa harus menunggu waktu yang lama, kepraktisan yang ditawarkan era globalisasi inilah yang sudah mengakar di masyarakat desa Gandatapa dan tidak menutup kemungkinan pada desa-desa lain yang ada di Indonesia.
Sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “aquaponik” hadir sebagai solusi dari pemecahan masalah lingkungan terutama pada ekosistem pertanian di era sekarang. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya.  Sementara itu, media tanaman dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya.  Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida akan berkurang karena pada sistem ini kotoran ikan sebagai limbah kaya hara disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis tanaman. Tanaman menjadi subur dan air menjadi bersih karena sudah tersaring oleh akar tanaman, air ini kaya akan oksigen yang diresirkulasi kembali ke dalam kolam sehingga menghemat penggunaan air. Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam sistem aquaponik.  Hal tersebut disebabkan proses nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan insang ikan sebagai produk dari metabolisme. Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter: bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut.
Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada, kemangi, tomat, okra, melon dan paprika. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Dua komoditas ini cukup mampu untuk meningkatkan pendapatan warga desa Gantadapa dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi desa Gandatapa.
Pemanfaatan lahan perkarangan saat ini belum begitu maksimal untuk meningkatkan nilai fungsinya. Lahan perkarangan yang sempit akan memiliki nilai fungsi apabila ditanami dengan tanaman yang berguna misalnya apotek hidup dam sayuran. Tanaman apotek hidup selain dapat bernilai jual juga dapat digunakan untuk mengobati keluarga yang menderita sakit ringan. Pemanfaatan pekarangan dengan menggunakan sistem vertikultur dapat  mengefisienkan lahan yang sempit. Pengaplikasiannya pun cukup mudah, hanya membutuhkan botol bekas yang dipotong kemudian diberi media tanam dan digantung di halaman rumah.

B.     Kondisi Umum Desa Gandatapa

b.1. Kondisi Geografis

Desa Gandatapa  merupakan salah satu desa yang  terletak di kecamatan Sumbang kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Desa Gandatapa terdiri dari  41 RT, 6 RW, 3 dusun dan terdiri dari  2146 kepala keluarga dengan  jumlah penduduk  8234 kepala .  Batas wilayah desa Gandatapa sebelah utara: wilayah Kehutanan,  timur : desa Sikapat, selatan : desa Banteran, barat : desa Kutayasa dan Banjarsari Wetan. Situs budaya yang terdapat di desa Gandatapa diantaranya  candi Ronggeng dan candi Batur. Luas  wilayah 544 Ha terdiri pekarangan 115,020 Ha, sawah irigasi 120,765 Ha, kebun/tegalan 227,354 Ha dan hutan negara  60,65 Ha.

b.2. Topografi Dan Jenis Tanah

Desa Gandatapa merupakan salah satu desa di kecamatan Sumbang yang termasuk desa yang berpotensi terdegradasi sangat tinggi. Kondisi wilayah seperti ini  perlu dikembangkankan alternatif  lain bagi penduduk bermatapencaharian sebagai petani antara lain dengan memberikan ketrampilan selain pertanian atau pengolahan lahan yang berwawasan lingkungan. Kondisi alamnya berupa pegunungan dengan ketinggian antara 400-600 meter di atas permukaan laut, sehingga tergolong datara tinggi. Suhu di daerah desa Gandatapa masuk dalam batas normal cenderung dingin.

b.3. Iklim

Iklim di daerah ini sangat berpengaruh dalam kehidupan utamanya untuk pertumbuhan tanaman dan kelangsungan kehidupan ternak. Curah hujan rata-rata 200-300 mm.

b.4. Keadaan Demografi

Desa Gandatapa dikepalai oleh Kepala Desa yaitu Bapak Irwan Budi Santosa, dibantu beberapa staff yaitu kasi pemerintahan, kasi pembangunan, kasi kesra, kasi sekretaris desa. Jumlah keselurahan perangkat desa Gandatapa 15 pegawai. Desa Gandatapa memiliki 1 TK   dan 3 SD Negeri.
Desa Gandatapa  terbagi dalam 3 dusun, yang terdiri dari 6 Rukun Warga dan 41 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk Desa Gandatapa adalah 2146 kepala keluarga dengan  jumlah penduduk  8234 kepala. Penduduk Desa Gandatapa mayoritas beragama Islam dan pola pekerjaan masyarakat sebagian besar adalah sebagai petani, buruh tani dan peternak.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Gandatapa Menurut Usia
Kelompok Umur
Jumlah


0 – 4
293

5 – 9
301

10 – 14
1046

15 – 19
336

20 – 24
373

25 – 29
450

30 – 34
738

35 – 39
691

> 40
2.358

Jumlah
8.234


Tabel 2.  Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1.
Belum tamat sekolah
549
2.
Tamat SD/Sederajat
918
3.
Tamat SMP/Sederajat
856
4.
Tamat SMA/Sederajat
350
5.
Tamat Akademi/Sederajat
17
6.
Tamatan Perguruan Tinggi/Sederajat
37
7.
Tamatan SD
240
8.
Tidak tamat SD
3
9.
Belum Sekolah
420
10.
Tidak pernah sekolah
-
Jumlah
3.390

Mata pencaharian penduduk Desa Gandatapa pada umumnya adalah petani, buruh tani dan peternak. Jumlah anggota yang bekerja di bidang pertanian sekitar 4.333 orang, sedangkan yang bekerja di bidang buruh/swasta 289, berada pada urutan berikutnya penduduk dengan mata pencaharian sebagai pegawai negeri yaitu sekitar 23 orang, TNI/POLRI 3 orang, pensiunan 10 orang dan lain-lain 19 orang.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Gandatapa Menurut Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
Jumlah
Buruh Tani
217
Buruh Industri
9
Buruh bangunan
60
Buruh Perkebunan
3
Pedagang
54
Pengankutan
2
PNS
25
TNI/POLRI
3
Pensiunan
10
Lain-lain
19
Petani Pemilik Sawah
3181
Petani Penggarap Tanah
987
Petani
150
Nelayan
15
Jumlah
4735

C.    Tujuan
1.         Sistem aquaponik sebagai salah satu aksi mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Serta, efisiensi penggunaan air pada aktivitas perkebunan untuk optimalisasi pengembangan ternak ikan air tawar.
2.         Meningkatkan produktivitas ekonomi dan pendapatan warga desa Gandatapa.
3.         Memberikan pelatihan pemanfaatan perkarangan rumah untuk ditanami toga dan sayur-mayur sebagai solusi potensial pengolahan lahan sempit.
4.         Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga desa Banteran terhadap kesehatan dan lingkungan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan yang mendorong inisiasi perubahan.
II.            DESKRIPSI KEGIATAN
A.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pengaplikasian sistem aquaponik dan pemanfaatan lahan perkarangan rumah akan dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 10 Maret – 10 April 2016.
B.     Konsep Kegiatan
1.      Sistem Aquaponik
·         Non Fisik
a)        Sosialisasi sistem aquaponik sebagai solusi pemecahan masalah  lingkungan terutama ekosistem pertanian dan perkebunan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia
·         Fisik
a)      Pendataan demplot penerapan sistem aquaponik
b)      pelatihan tata cara dan teknik pembuatan aquaponik
c)      pelatihan pemilihan media tanam sayuran dan cara pemberian pakan sesuai dosis
d)     pengecekan sistem sirkulasi air secara berkala
e)      pelatihan cara panen sayuran dan ikan
f)       monitoring program penerapan sistem aquaponik dan pembuatan laporan

·         Sasaran
Sasaran dalam penerapan sistem akuaponik sebagai upaya revitalisasi lingkungan ekosistem pertanian dan perkebunan adalah demplot warga yang bersedia dan kolam ikan balai desa Gandatapa

2.      Pemanfaatan Perkarangan Rumah
·         Non Fisik
a)   Sosialisasi pembibitan dan penyemaian tanaman sayur dan toga
b)   Sosialisasi Pemanfaatan lahan perkarangan rumah untuk ditanami sayuran dan toga dengan menggunakan media bekas pakai
c)   sosialisasi pembuatan larutan pembasmi hama alami dan sosialisasi pembuatan kompos alami
·         Fisik
a)      Pendataan demplot program pemanfaatan lahan perkarangan rumah
b)      Pelatihan penyemaian bibit tanaman sayur dan toga
c)      Pelatihan penanaman tanaman sayur di plastik bekas, botol bekas dan ember bekas
d)     pelatihan komposisi pemberian kompos dan sekam
e)      pelatihan penyiraman tanaman
f)       pemberian papan penanda telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan penanaman tanaman di perkarangan rumah khususnya untuk rumah yang dijadikan demplot percontohan
g)      monitoring tanaman sayuran dan toga serta pembuatan laporan
      Sasaran
Sasaran penyuluhan tentang pemanfaatan lahan pekarangan rumah kali ini adalah para warga yang memiliki pekarangan di sekitar rumahnya.
       III.            PENUTUP
Keberhasilan kegiatan ini sebagai penyambung estafet kebermanfaatan bagi pembangunan Desa Gandatapa, tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak. Kegiatan ini memerlukan dukungan dana baik dari segi persiapan maupun pendampingan untuk memberikan hasil yang optimal. Untuk itu, penulis berharap bisa mendapatkan dukungan tersebut agar kegiatan ini dapat terlaksana tanpa mengalami kendala dan pada akhirnya dapat memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi warga desa Gandatapa dan bangsa Indonesia.



You Might Also Like

0 komentar: